Hentikan Fitnah Itu!

Saya tidak anti-kritik. Makanya saya mulai lebih menyimak narasumber TvOne yang anti-Jokowi untuk mendengarkan kritik. Dalam banyak hal, seperti mewakili sikap bosnya, TvOne sudah mulai lebih baik daripada saat kampanye lalu: memaparkan fakta, memuji yang perlu dipuji, mengkritik yang perlu dikritik. Dalam hal-hal ini, saya lebih suka TvOne daripada MetroTv yang mulai menjadi "juru bicara" pemerintah, menjadi semacam TVRI era Soeharto. Tidak ada kritik, bahkan kadang mulai memuji berlebihan.

Bukan hanya TvOne, Pak Prabowo pun sudah sangat "move-on". Saya sebenarnya tidak terkejut melihat sifat kestria Prabowo: mau bertemu Jokowi, pada akhirnya, hanyalah pembenar dari apa yang saya yakini sejak masa debat presiden lalu: Pak Prab orang baik, sayangnya ia dikerubuti "Sangkuni" yang menitis ke banyak orang jahat di sekitarnya. Tadi saya baca berita soal Prabowo yang bertemu JK dan secara khusus menyampaikan permhonan maaf atas apa yang telah terjadi selama ini. Clear sekali, he has moved on!

Dua sikap 'membaik' dari tokoh-tokoh politik dan media seperti TvOne, sayangnya tidak segera diikuti oleh para pendukung Prabowo dan media-media "Islam" (harus saya beri tanda kutip karena saya muak sekali menyebut mereka "Islam" karena sikap dan tindak-tanduk politik yang sering tidak islami). Bacalah lagi PKS Piyungan dan rasakan nada beritanya: tidak bisa menyerang Jokowi, ya menyerang pendukungnya. Apa yang kita harapakan dengan prilaku santunnya seorang Muslim, seringkali nggak ketemu tempatnya di Pyongyang Online!
Headline Piyungan Online (aka PKS Piyungan)
Lebih ngeri lagi fitnah yang di-share oleh teman saya (PKS juga dia) di halaman Facebooknya. Apa yang di-share bersumber dari laman Facebook yang, lagi-lagi bikin muak dengan label 'Islam' dan profile picture Ka'bah, yang mereka pakai. Mereka kabarkan, para pendukung Jokowi yang ikut pesta rakyat, bukan hanya dugem (seperti yang disebut dalam PKS Piyungan di sini: Astaghfirullah, Perayaan Pelantikan Jokowi Berubah Jadi Dugem ), tetapi juga seks bebas. Terbukti dengan foto-foto kondom yang berceceran. 

Oh, tentu saja teman saya yang PKS itu semangat banget untuk segera share info tersebut. Saat saya kunjungi halaman aslinya, sudah 109 orang yang share gambar monas dan kondom berceceran itu. Anda percaya? Percaya atau tidak itu kadanga tidak penting, karena yang penting adalah "amunisi untuk menuangkan kebencian" kepada Jokowi.


Karena hapal dengan "gaya" mereka selama kampanye presiden, saya pun segera melakukan penelusuran "digital forensik" foto itu. Seperti saya duga, foto itu bukan foto dari Monas. Foto aslinya berada di halaman RimaNews, dari berita tertanggal 8 Januari 2012 tentang kondom berserakan di Pantai Kenjeran! Cek di sini: http://rimanews.com/kata-kunci/kondom/9


Kecuali jika mereka kumpulan tukang fitnah, tidak memakai nama Islam, dan tidak menggunakan gambar Ka'bah di profilnya, saya tidak akan repot-repot menulis blog ini. Fakta bahwa mereka selalu membawa Islam dan berusaha memonopoli kebenaran penafsiran Islamlah yang membuat saya benar-benar tidak pernah bisa menerima prilaku tidak beradab seperti ini.

Jangan-jangan benarlah dugaan saya selama ini bahwa bukan Prabowo sesungguhnya yang mati-matian menyerang Jokowi, tetapi ya mereka ini nih... Muslim yang ingin memonopoli Islam dan khawatir dengan tampilnya seorang Muslim nasionalis seperti Jokowi.


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama